Guru selain memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan materi kepada siswa, guru juga harus menjadi role model dalam memberikan contoh yang baik. Role model di sini secara sederhana dipahami sebagai kemampuan seorang guru menjadi teladan bagi siswanya, sehingga mereka mengikuti dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru dalam konteks pembelajaran.

Untuk menjaga harkat dan martabat guru di mata siswa, maka ada beberapa hal yang harus dihindari oleh guru.

Tidak Menghafal Nama Siswa

“Tak kenal maka tak sayang” begitu kata pepatah. Kedekatan antara guru dengan siswa tidak akan terjalin tanpa saling mengenali satu sama lain. Saat memanggil nama seorang siswa, pandangan guru ke sebelah kanan, sementara posisi duduk siswa tersebut berada di sudut kiri. Kondisi ini tentu saja menjadi poin minus bagi guru. Bahkan bisa membuat siswa tersebut marah dan merasa tidak dihargai keberadaannya.

Membanding-bandingkan Siswa

Membandingkan siswa tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang guru, karena tidak menghargai adanya keragaman. Bahkan perbedaan di setiap siswa dalam hal penguasaan materi, sikap, dan lain sebagainya tidak hanya disebabkan satu faktor saja, tetapi multi faktor yang saling mempengaruhi. Membandingkan siswa pintar dengan siswa bodoh tentu saja bukan suatu perbandingan yang bisa dibenarkan, karena ada cacat, ketidaksesuaian objek yang diukur. Jika membandingkan secara positif untuk memotivasi, mungkin bisa diterima dengan alasan tertentu. Tetapi umumnya membandingkan di dalam kelas itu dengan tujuan “menjatuhkan”, bukan membangun semangat siswa untuk berkompetisi.

Memarahi Siswa di Muka Umum

Dimarahi di depan umum adalah kejadian yang sangat memalukan. Bahkan, untuk ukuran orang dewasa saja yang sudah lebih matang dalam berpikir tidak dapat menerima perlakuan seperti ini. Bagaimana dengan anak-anak? Mereka bisa saja menjadi lebih agresif dan semakin tidak perduli dengan aturan apapun untuk mengespresikan kemarahannya. Jika sudah begini, apakah tujuan marah untuk membuat siswa menjadi lebih baik atau sebaliknya?

Pilih Kasih kepada Siswa Tertentu

Semua orang pasti senang dengan perilaku santun dan menghargai, apalagi terhadap orang yang lebih tua. Siswa pintar biasanya memiliki semua hal yang diperlukan untuk menjadi siswa yang disukai oleh guru. Guru tidak boleh terjebak dengan menjadi guru hanya bagi beberapa orang siswa saja dan mengabaikan siswa lainnya. Guru harus memperlakukan semua siswa secara proporsional, melepas pandangan ke semua sisi ruangan kelas. Guru yang pilih kasih kepada siswanya sangat mudah dikenali oleh siswa lain di kelas itu dan siswa yang mendapatkan kasih berlebih dari guru akan dilabeli dengan “murid kesayangan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *