
Remedial dalam KBBI diartikan sebagai “berhubungan dengan perbaikan.” Adapun “pengajaran remedial adalah pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya jelek.” Remedial sering juga disebut sebagai pembelajaran remedial atau program remedial. Secara umum, istilah-istilah tersebut memiliki tujuan yang sama.
Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik yang nilainya tidak mencapai batas Kriteria Kelulusan Minimal (KKM). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menguasai pembelajaran dan dibuktikan dengan perolehan nilai di atas atau sama dengan KKM yang ditentukan.
Perbedaan individual masing-masing siswa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi guru dalam pemberian pembelajaran remedial. Mengingat setiap siswa memiliki waktu yang berbeda dalam menguasai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
Peluangnya adalah guru bisa lebih mengeksplorasi perbedaan indvidual siswa dan menggunakannya sebagai data untuk menyusun bahan-bahan pembelajaran remedial yang lebih efektif di kemudian hari. Data ini dapat juga dipergunakan sebagai bahan evaluasi diri bagi guru. Apalagi jika banyak siswa yang tidak mencapai KKM, bisa saja kelemahannya terletak pada sisi guru. Misalnya guru dalam menerangkan materi pembelajaran terlalu cepat, dan sebagainya.
Adapun tantangannya bagi guru antara lain: 1) Tidak tersedia alokasi waktu yang ditujukan khusus untuk program pembelajaran remedial menuntut guru untuk meluangkan waktu di luar jam pembelajaran untuk melaksanakannya. 2) Siswa yang nilainya tidak mencapai KKM dalam jumlah banyak menyulitkan guru untuk mendiagnosa kesulitan belajar siswa dan mencari solusinya. 3) Tugas administratif terkadang menyita waktu dan konsentrasi dalam pengerjaannya. 4) Hasilnya tidak instan, karena ada beberapa siswa yang masih tidak tuntas di pembelajaran remedial pertama, meskipun telah dilakukan penyederhanaan.
Guru dituntut untuk menggunakan cara mengajar yang bervariasi, termasuk juga penggunaan media dan metode pembelajaran yang mampu menyahuti kesulitan belajar siswa. Guru harus betul-betul mempersiapkannya dengan baik agar siswa lebih mudah dalam mencerna materi pembelajaran tersebut dan mampu mencapai KKM dan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran remedial sebagai kelanjutan dari pembelajaran reguler diawali dengan kegiatan mengidentifikan kesulitan belajar siswa. Hasilnya berupa kategorisasi berdasarkan level tingkatan kesulitan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah. Setelah itu, barulah guru memberikan pembelajaran remedial disesuaikan dengan tingkat kesulitan belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran remedial sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, sewaktu ingatan siswa masih segar tentang materi tersebut. Tetapi jika dilihat dari ketiadaan alokasi waktu khusus untuk pembelajaran remedial ini, maka guru masih boleh melakukannya di penghujung semester mendekati pengisian nilai raport.